Oleh: Ni’matul Badriyah, S.Pd.
Best practice merupakan salah satu bentuk publikasi ilmiah yang dapat dilakukan oleh guru. Praktik baik ini biasanya dimiliki guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Praktik baik tersebut didasarkan pada penguasaan substansi materi dan pedagogik yang teraplikasi di dalam kegiatan pembelajaran di kelas serta menghasilkan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.
Penulis merupakan salah satu peserta PPG dalam jabatan tahun 2023 yang menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya. Pada akhir pelaksanaan PPL PPG dalam jabatan tahun 2023 para mahasiswa diwajibkan untuk menyusun best practice dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Penulis melaksanakan PPL di SD Islam Al-Raudlatul Amien Kecamatan Kabupaten Gresik yang merupakan lembaga tempat asal mengajar. Penerapan praktik pembelajaran yang akan disusun sebagai best practice dilakukan pada kelas II. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada materi teks prosedur. Pelaksanaan praktik dilakukan pada PPL 2 tanggal 15 November 2023. Penyusunan best practice menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi) dengan melihat hasil dan dampak yang ditimbulkan setelah penerapan strategi yang digunakan oleh penulis.
Berdasarkan metode STAR yang digunakan dalam penyusunan best practice, langkah pertama yang dilakukan adalah melihat situasi atau kondisi yang melatarbelakangi penerapan strategi yang akan digunakan. Bedasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut : Kemampuan peserta didik kelas 2 dalam menulis teks prosedur yang masih rendah dilatar belakangi oleh beberapa kondisi seperti berikut:
- Peserta didik kurang terbiasa/terlatih untuk menulis
- Keterampilan literasi dasar yang dimiliki peserta didik masih terbatas
- Kurang tepatnya pendekatan pembelajaran (termasuk metode dan model pembelajaran) yang kurang inovatif dan variatif yang dilakukan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
- Kurang kondusifnya lingkungan belajar sehingga peserta didik kurang fokus
Dari kondisi-kondisi tersebut, maka diperlukan adanya suatu perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Lebih lanjut lagi praktik perbaikan pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena bisa dijadikan referensi atau inspirasi bagi reka guru yang juga mengalami masalah serupa dengan penulis.
Kemudian peran dan tanggung jawab penulis sebagai mahasiswa PPG Daljab dalam praktik baik ini adalah sebagai guru yang berperan aktif sebagai fasilitator pembelajaran. Penulis bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang ditemukan dengan melakukan perbaikan agar proses pembelajaran berjalan secara efektif serta melakukan inovasi-inovasi seperti penggunaan media, bahan ajar, maupun teknologi yang mendukung. Penulis juga melakukan inovasi pada model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Berdasarkan analisis hasil kajian wawancara dan literatur, terdapat beberapa tantangan untuk mencapai keberhasilan model pembelajaran Project Based Learning, antara lain :
- Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan proyek
- Membutuhkan biaya yang cukup banyak
- Banyak alat dan bahan yang harus disiapkan
- Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan
- Ada kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam kerja kelompok
Kemudian untuk meminimalisir tantangan tersebut, guru akan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
- Menggunakan teknologi yang tepat yang dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien
- Mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekitar
- Menggunakan sumber daya online yang tidak memerlukan banyak peralatan
- Memberikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik yang memerlukan
- Menjelaskan pembagian tugas agar setiap peserta didik terlibat aktif .
Selanjutnya berkaitan dengan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan praktik baik ini, terdapat beberapa pihak yang terlibat secara langsung. Pada aspek kompetensi pedagogik dan professional, penulis melibatkan rekan guru untuk mencari Solusi dan alternatif penyelesaian masalah. Sedangkan pada aspek keberhasilan pembelajaran (keaktifan dan hasil belajar), tentu peserta didik terlibat secara langsung.
Aksi praktik baik ini menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menentukan proyek
- Peserta didik menyaksikan video Resep Mochi Bites yang Lagi Viral
- Peserta didik bersama guru berdiskusi terkait video yang ditonton
- Guru memberikan pertanyaan pemantik
- Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang teks prosedur
- Peserta didik diarahkan untuk membuat teks prosedur yang akan ditulis di PaRaBuTu (Papan Cara Membuat Sesuatu)
- Merancang desain proyek
- Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
- Setiap kelompok memilih prosedur dari pilihan yang telah disediakan
- Setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan untuk membuat proyek yaitu papan mika (disiapkan guru), spidol, crayon dan stiker
- Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang gambaran umum proyek PaRaBuTu
- Guru bersama peserta didik mendesain perencanaan proyek kelompok menggunakan LKPD
- Menyusun jadwal pelaksanaan proyek
- Peserta didik didampingi guru menyusun jadwal proyel yang terdiri dari :
- menyusun langkah-langkah prosedur (10 menit)
- menulis hasil diskusi di PaRaBuTu (5 menit)
- menghias PaRaBuTu (5 menit)
- Menyelesaikan dan monitoring proyek
- Peserta didik bersama kelompoknya membuat PaRaBuTu
- Guru memantau keaktifan peserta didik, membimbing serta menilai sikap peserta didik selama pembuatan proyek
- Guru mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan peserta didik
- Menguji hasil proyek
- Setiap kelompok mempresentasikan proyeknya dengan percaya diri
- Evaluasi proses dan hasil proyek
- Guru dan kelompok lain memberikan tanggapan atau masukan dengan kritis dan sopan
2.Guru memberikan penguatan dan pemahaman jika ada kesalahan dalam membuat proyek PaRaBuTu
Dari hasil analisis hasil penilaian didapatkan data sebagai berikut: (1) Pada penilaian pengetahuan, nilai rata-rata peserta didik adalah 92. Peserta didik yang mendapat nilai diatas KKTP (batas KKTP adalah nilai 75) ada 24 peserta didik dengan persentase 92% dan peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKTP (belum tuntas) ada 2 peserta didik dengan persentase 8%. (2) Pada penilaian keterampilan, dapat diketahui bahwa pada kriteria 1 (menyusun teks prosedur) semua kelompok sudah mencapai tujuan pembelajaran (aspek produk) dengan persentase 100% (100% dengan kategori baik sekali. Pada kriteria 2 (presentasi), semua kelompok juga sudah mencapai tujuan pembelajaran dengan persentase 100% (79% dengan kategori baik sekali dan 21% dengan kategori baik). (3) Pada penilaian sikap, terdapat 24 peserta didik dengan persentase 92% yang telah menunjukkan sikap Beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa, gotong royong dan percaya diri. Sedangkan 2 peserta didik dengan persentase 8% belum menunjukkan sikap-sikap tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan model pembelajaran Project Based Learning pada materi teks prosedur berhasil dan efektif. Respon peserta didik terhadap model pembelajaran Project Based Learning juga sangat bagus. Mereka merasa senang dan bersemangat dalam pembelajaran.
Adapun yang menjadi faktor keberhasilan dari aksi ini adalah penggunaan media PaRaBuTu yang membantu peserta didik menuangkan pikiran kritis dan ide kreatif mereka terkait teks prosedur.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Project Based Learning pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 2 materi Teks prosedur sangat tepat dan efektif. Pada praktik pembelajaran inovasi ini, hasil belajar peserta didik lebih baik dan meningkat dibandingkan saat pembelajaran konvensional.
0 Komentar
Belum ada komentar.